Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

Wind Scorpion

Senin, 14 Desember 2009



Salah satu hewan gurun paling menarik adalah kalajengking angin (wind scorpion). Nama "kalajengking angin" diberikan karena kemampuan mereka berlari amat cepat. Mereka juga dikenal dengan nama-nama lain seperti laba-laba matahari, laba-laba unta, atau kalajengking matahari. Mereka mudah dikenali dengan melihat fisiknya yg mayoritas berwarna kuning cerah dengan bulu-bulu lebat, abdomen bergaris-garis cokelat, serta kaki berjumlah 10. Di kepalanya terdapat 4 buah taring besar untuk mengoyak tubuh mangsanya. Kalajengking angin hidup di hampir semua wilayah gurun, terutama di daerah-daerah Timur Tengah, selatan AS, Afrika, & sebagian Australia, sementara sebagian kecilnya ditemukan hidup di padang rumput. Diperkirakan ada 900 jenis kalajengking angin di seluruh dunia

Kalajengking angin atau laba-laba matahari termasuk Arachnida, namun mereka tidak dimasukkan ke dalam ordo yg sama dengan kalajengking atau laba-laba karena beberapa alasan. Mereka tidak dimasukkan sebagai kalajengking karena jelas, mereka tidak memiliki ekor beracun di ujung abdomennya & tidak memiliki pedipalpus berbentuk capit besar. Sebaliknya,merekajuga tidak dimasukkan sebagai laba-laba karena tidak memiliki kelenjar racun di taringnya (kecuali 1 spesies di india), tidak memiliki kelenjar sutra (spineret), & mencerna makanan di dalam tubuhnya, tidak seperti laba-laba yg mencerna mangsanya di luar dengan "meminum" dagingnya. Karena alasan-alasan tersebut mereka dimasukkan ke dalamordo yg berbeda, ordo Solifugae

Kalajengking angin dikenal sebagai invertebrata tercepat di dunia. Ia mampu berlari hingga kecepatan 16 km/jam. Karena kecepatannya inilah, ia mendapatkan nama "wind scorpion". Dengan kecepatannya ia memburu hewan-hewan seperti serangga,Arachnida lain, & bahkan hewan-hewan kecil seperti tokek gurun. Mangsanya ditangkap dengan kedua pedipalpusnya (kaki depan), lalu dihancurkan dengan menggunakan taringnya yg berjumlah 4 buah untuk dicerna. Taringnya tidak beracun, namun sangat kuat & kadang menimbulkan suara mendesis saat menguyah. Kalajengking angin hanya berburu pada saat lapar, selebihnya ia lebih banyak tidur di dalam liangnya untuk menghindari panas

Tidak seperti laba-laba yg melakukan reproduksi dengan "doggy style" atau kalajengking yg bereproduksi dengan posisi berhadapan satu sama lain, kalajengking angin melakukan kopulasi dengan posisi pejantan "menggigit" betina dari belakang. Mula-mula, pejantan menaruh spermanya dalam kantong khusus di tanah dari abdomennya, lalu menghisap sperma itu kembali ke dalam chelicera (taring) nya. Pejantan selanjutnya menyuntikkan sperma dari taringnya ke dalam lubang reprouksi betina yg terletak di abdomen belakang (lihat foto kedua). Betina yg sudah membawa sperma dari pejantan kemudian mencari lubang untuk bertelur, biasanya didalam tanah atau di kayu lapuk & kemudian bertelur antara puluhan hingga ratusan butir, tergantung spesiesnya. Telur-telur ini dijaga oleh betina sampai menetas. Karena saat menjaga telur-telurnya betina tidak makan apapun, sebelum perkawinan mereka akan makan sebanyak-banyaknya sebagai persediaan

Kalajengking angin menjadi sangat populer belakangan ini, terutama pada awal masa-masa Perang Irak. Para tentara koalisi yg baru pertama kali tiba di Timteng terkejut karena di perkemahannya terdapat banyak sekali kalajengking angin. Beberapa bahkan ditemukan di dalam sepatu bot, di bawah ranjang, & di dalam pakaian tentara yg disimpan. Mereka bahkan diketahuijuga mengikuti iring-iringan tentara & kendaraan perang. Akibatnya, muncul isu-isu seperti mereka sengaja mengikuti tentara untuk memakan darahnya, terutama saat tidur. Salahsatu foto yg dikirim dari tentara di Timteng juga menunjukkan adanya foto kalajengking angin sebesar piring makan!




Munculnya isu-isu aneh seputar kalajengking angin pada dasarnya lebih karena keterbatasan pengetahuan mereka. Kalajengking angin hanya berburu & terlihat di area terbuka pada saat lapar. Selebihnya, mereka hanya beristirahat dalam liang yg mereka gali ataupun yg mereka temukan sehingga mereka jarang terlihat. Di malam hari, kalajengking angin tertarik pada cahaya, termasuk cahaya buatan manusia seperti cahaya senter ataupun api unggun. Di siang hari, mereka berusaha mencari bayangan untuk menghindari panas gurun. Itulah sebabnya mereka banyak terlihat di sekitar perkemahan karena mencari tempat untuk bernaung. Kadang-kadang, bila bayangan tempatnya bernaung bergerak - semisal bayangan manusia ataupun kendaraan perang - mereka akan mengikuti bayangan itu agar tetap bisa berteduh sehingga mereka terlihat seperti "menguntit" manusia.

Penyebab lain munculnya isu-isu aneh seputar kalajengking angin adalah tentang foto "kalajengking angin raksasa" dari dokumentasi tentara di Irak. Mengenai foto itu sendiri, sebenarnya itu lebih karena kesalahan perspektif. Jika dilihat baik-baik,bisa dilihat bahwa kalajengking angin itu hanya sebesar telapak tangan manusia (lihat tangan kanan tentara yg memegangnya sebagai perbandingan). Di alam sendiri, kalajengking angin ukurannya tidak lebihdari 15 cm, namun mayoritas berukuran kurang dari 10 cm

Lalu intinya, apakah kalajengking angin berbahaya bagi manusia? Well, pada dasarnya tidak ada hewan jahat di dunia ini. Mereka makan & berburu hanya berdasarkan naluri & kebutuhan fisik mereka untuk hidup. Ada desas-desus bahwa kalajengking angin menyelinap ke dalam perlengkapan manusia untuk menerkam mereka saat tidur & hal itu TIDAK BENAR. Kalajengking angin tidak pernah menyerang hewan yg lebih besardari tubuhnya sendiri karena mereka hanya memburu hewan-hewan kecil. Mereka juga tidak pernah menggigit manusia, kecuali bila mereka merasa terancam. Mengenai gigitannya, sudah disinggung tadi bahwa kalajengking angin hampir semuanya tidak beracun, namun gigitan mereka memangbisa menyebabkan luka yg menyakitkan bagi manusia - meskipun lukanya tidak akan berakibat fatal karena tidak adanya kelenjar racun

0 komentar to Wind Scorpion:

Posting Komentar